Sunday, 30 April 2017

Membalas jasa ayah dan ibu

Dalam Islam berbakti kepada orang tua menempati posisi yang paling tinggi. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Isra ayat 23. Oleh sebab itu kita diwajibkan untuk berbakti kepada keduanya baik semasa hidup maupun setelah meninggal dunia.

Biasanya setelah orang tua meninggal dunia, seringkali kita akan teringat kembali dengan kesalahan dan dosa yang pernah kita perbuat kepada mereka. Dengan demikian tentunya kita tidak bisa meminta maaf secara langsung seperti saat mereka masih hidup.

Akan tetapi ternyata ada satu cara yang bisa kita lakukan untuk menebus dosa terhadap orang tua yang telah meninggal dunia. Sebagaimana diajarkan oleh Rasulullah SAW. Dimana cara ini bahkan sangat mudah untuk dilakukan. Sehingga tidak ada lagi halangan untuk meminta maaf kepada keduanya meskipun mereka telah meninggal dunia. Lalu seperti apakah cara yang dimaksud ? Berikut ulasan selengkapnya yang berhasil kami lansir dari perlu tau.

Segala kebaikan yang telah diberikan oleh kedua orang tua, tidak akan pernah bisa terbalaskan meskipun dengan seisi dunia. Sehingga berbakti kepada keduanya tidak hanya wajib dilakukan saat mereka masih hidup namun juga setelah meninggal dunia.

Bila semasa hidupnya kita dapat berbakti dengan cara menyenangkan keduanya, menuruti setiap perkataannya serta berbuat baik keduanya. Maka setelah mereka meninggal dunia kita dapat berbakti kepada keduanya dengan cara mendoakan mereka. Selain itu kita juga dianjurkan untuk melakukan ziarah kubur.


Abu Bakar bin Sayid M Syatho Dimyathi dalam karyanya Hasyiyah I’anatut Thalibin ala Fathil Mu’in mengatakan bahwa ziarah kubur dianjurkan berdasarkan hadits Rasulullah SAW bahwa,

“Tiada seorang pun yang melewati makam saudaranya yang sewaktu di dunia saking mengenal, lalu ia mengucapkan salam kepadanya, niscaya ahli kubur mengenalinya.”

Sedangkan ziarah ke makam kerabat khususnya makan orang tua sendiri sangat dianjurkan meskipun letaknya berbeda kota dengan anak-anak serta kerabatnya yang masih hidup.

Bahkan ternyata ziarah kubur ke makam orang tua merupakan cara yang bisa kita lakukan untuk menebus dosa dan kesalahan terhadap orang tua yang telah meninggal dunia. Sehingga jika kita pernah berbuat kesalahan dan dosa namun belum sempat untuk meminta maaf, maka dengan berziarah kubur kita dapat menebus kesalahan tersebut.

Sebagaimana diriwayatkan dari Abu Hurairah Ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Siapa saja yang menziarahi makam kedua orang tuanya atau salah satu dari keduanya sekali setiap Jumat, maka niscaya Allah SWT menghapus dosanya. Dan ia pun dinilai sebagai anak yang berbakti kepada orang tuanya.” (HR. Al-Hakim)

Kemudian Abu Bakar bin Sayid M Syatho Dimyathi mengutip hadits lainnya perihal cara berbakti sepeninggal kedua orang tua, yaitu bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh seseorang yang durhaka ketika kedua orang tuanya wafat, lalu ia mendoakan keduanya selepas keduanya berpulang, maka niscaya Allah SWT akan mencatatnya sebagai anak yang berbakti.”

Dengan demikian cara yang bisa kita lakukan untuk menebus dosa terhadap orang tua yang telah meninggal dunia adalah dengan melakukan ziarah kubur ke makam orang tua setiap hari Jumat.

Cara Berbakti Kepada Orang Tua yang Telah Meninggal Dunia

Selain melakukan ziarah kubur, ada beberapa cara yang juga bisa dilakukan untuk berbakti kepada orang tua yang telah meninggal dunia. Diantaranya:

1. Mendoakan Keduanya
Doa dari seorang mukmin yang hidup kepada mukmin yang telah meninggal dunia dijadikan Allah SWT sebagai salah satu doa yang mustajab. Dengan demikian doa dari anak shaleh kepada orang tua yang beriman meskipun mereka telah meninggal dunia, dijadikan Allah SWT sebagai paket pahala yang tetap mengalir.


Sebagaimana diriwayatkan dari Abu Hurairah Ra bahwa Rasulullah SAW bahwa, “Apabila seseorang meninggal, maka seluruh amalnya akan terputus kecuali 3 hal yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak shalaeh yang mendoakannya.” (HR. Muslim dan An-Nasai)

2. Menyambung Silahturahmi Terhadap Karib Kerabat Orang Tua
Cara selanjutnya untuk berbakti kepada orang tua yang telah meninggal dunia adalah dengan menyambung silahturahmi dengan karib kerabat orang tua.

Sebagaimana diriwayatkan dari Ibnu Umar Ra bahwa Rasulullah SAW bahwa, “Bentuk kebaktian kepada orang tua yang paling tinggi, menyambung hubungan dengan orang yang dicintai bapaknya setelah ayahnya meninggal.” (HR. Muslim)

Demikianlah ulasan mengenai cara menebus dosa terhadap orang tua yang telah meninggal dunia. Namun jika keduanya masih hidup maka sudah seharusnya kita meminta maaf sebelum terlambat. Sebab ridho orang tua adalah ridho Allah SWT. Sehingga sudah sepatutnya kita berbakti kepada orang tua baik ketika hidup maupun setelah meninggal dunia.

Wallahu a’lam

C&p

Tuesday, 11 April 2017

Renungan bersama

Ini ada sebuah tulisan layak direnungkan.

Seorang guru memberikan tugas kepada siswanya untuk menuliskan 7 Keajaiban Dunia.

Tepat sebelum kelas bersurai itu, semua siswa diminta untuk mengumpulkan tugas mereka.

Seorang gadis kecil yang paling pendiam di kelas itu, mengumpulkan tugasnya paling akhir dengan ragu-ragu. Tidak ada seorangpun yang memperhatikan hal itu…

Malamnya sang guru memeriksa tugas itu.

Sebagian besar siswa menulis demikian,
Tujuh Keajaiban Dunia:
1. Piramid
2. TajMahal
3. Tembok Besar Cina
4. Menara Pisa
5. Kuil Angkor
6. Menara Eiffel
7. Menars Klcc

Lembar demi lembar memuat hal yang hampir sama. Beberapa perbedaan hanya terdapat pada urutan penulisan daftar tersebut.

Tapi guru itu terus memeriksa sampai lembar yang paling akhir…
Tapi saat memeriksa lembar yang paling akhir itu, sang guru terdiam. Lembar terakhir itu milik si gadis kecil pendiam…

Isinya seperti ini :
Tujuh Keajaiban Dunia:
1. Boleh Melihat
2. Boleh Mendengar
3. Boleh Menyentuh
4. Boleh diSayangi
5. Boleh Merasa
6. Boleh Tertawa, dan
7. Boleh Mencintai…

Setelah duduk diam beberapa saat, sang guru menutup lembaran tugas siswanya.
Kemudian menundukkan kepalanya berdoa...

Mengucap syukur untuk gadis kecil pendiam di kelasnya yang telah mengajarkannya sebuah pelajaran hebat, yaitu:
Tidak perlu mencari sampai ke ujung bumi untuk menemukan keajaiban. Keajaiban itu ada di sekeliling kita untuk kita miliki dan tak lupa untuk kita syukuri...

Jom renungkan ☺

Kita hidup di gunung, merindukan pantai. Kita hidup di pantai, merindukan gunung.

Kalau kemarau kita tanya bila hujan? Di musim hujan kita tanya bila kemarau?

Duduk di rumah, berkeinginan untuk keluar. Setelah keluar berkeinginan untuk pulang.

Waktu sunyi mencari keramaian. Waktu ramai cari ketenangan.

Ketika bujang mengeluh keinginan untuk berkahwin. Sudah berkeluarga mengeluh belum miliki  anak. Setelah ada anak, mengeluh perbelanjaan hidup.

Ternyata, sesuatu nampak indah kerana belum kita miliki..

Bilakah kebahagiaan akan diperolehi kalau kita sentiasa memikirkan apa yang belum ada, tapi mengabaikan apa yang sudah kita miliki..

Jadilah peribadi yang selalu bersyukur dengan rahmat dan nikmat yang sudah kita miliki..

Mungkinkah selembar daun yang kecil dapat menutup bumi yang luas ini? Sedangkan menutup telapak tangan sahaja pun sudah begitu sukar..

Tapi, kalau daun kecil ini melekat di mata kita, maka tertutuplah bumi dengan daun..

Begitu juga bila hati ditutupi fikiran buruk sekecil manapun, maka kita akan melihat keburukan di mana-mana, bumi ini sekalipun akan nampak buruk..

Jadi, janganlah menutup mata kita, walaupun hanya dengan daun yang kecil.
Janganlah menutup hati kita dengan sebuah fikiran buruk, walaupun cuma sehujung kuku.

Syukuri apa yang sudah kita miliki, sebagai modal untuk memuliakan-Nya.
Kerana hidup adalah, waktu yang dipinjamkan dan amanah yang dipertanggungjawabkan..

Bersyukurlah atas nafas yang masih kita miliki..

Bersyukur atas keluarga yang kita miliki..

Bersyukur atas pekerjaan yang kita miliki..

Bersyukur atas kesihatan yang kita miliki..

Bersyukur atas rahmat dan nikmat yang kita miliki..
Bersyukur dan sentiasa bersyukur di dalam segala perkara..
Semoga kita mendapat manfaat dan sentiasa bersyukur.

C&P..bgus utk diri sendiri n  utk direnungkan bersama 🙂😊

Saturday, 1 April 2017

Renungan bersama

Renungan bersama...

Bersyukur dengan kehidupan❤

"Sebotol racun untuk semangat hidup"

Seorang lelaki mendatangi seorang sufi yang diseganinya:
“Tabib,, saya bosan hidup.. Rumah tangga berantakan.. Usaha kacau.. Saya ingin mati saja..”

Sang sufi tersenyum:
“Oh,, kamu pasti sedang sakit,, dan penyakitmu pasti bisa sembuh...”

“Tidak sufi,, tidak.. Saya sudah tidak ingin hidup lagi,, saya ingin mengakhiri hidup saya ini saja..” tolak lelaki itu...

“Baiklah kalau memang itu keinginanmu.. Ambil racun ini.. Minumlah setengah botol malam ini,, sisanya besok petang jam 6.. Jam 8 malamnya engkau akan mati dengan tenang..”

Lelaki itu bingung.. Fikirnya setiap Sufi yang ia pernah datangi selalu memberikannya semangat hidup.. Tapi yg ini sebaliknya dan justeru menawarkan racun...

Sesampainya di rumah,, ia minum setengah botol racun yang diberikan Sufi tadi.. Ia memutuskan makan malam dengan keluarga di restoran mahal dan memesan makanan kesukaannya yang sudah lama tidak pernah ia lakukan... Untuk meninggalkan kenangan manis,, ia pun bersenda gurau dengan riang bersama keluarga yang diajaknya.. Sebelum tidur pun,, ia mencium isterinya dan berbisik: “Sayang,, aku mencintaimu..”

Keesokkan paginya dia bangun tidur,, membuka jendela kamar dan melihat pemandangan di luar... Tiupan angin pagi menyegarkan tubuhnya.. Dan ia tergoda untuk jalan pagi..

Pulang ke rumah,, isterinya masih tidur.. Ia pun membuat 2 cawan kopi.. Satu untuk dirinya,, dan satunya untuk isterinya...

Isterinya yang merasa aneh,, kemudian bertanya:
“Sayang,, apa yg terjadi?? Selama ini,, mungkin aku ada salah ya.. Maafkan aku ya sayang??”

Kemudian si lelaki pergi ke tempat kerja.., ia menyapa setiap orang.. Stafnya pun sampai bingung,, "Kenapa harini boss nampak pelik ya?”
Ia menjadi lebih toleransi,, apresiatif terhadap pendapat yang berbeza.. Ia seperti mulai menikmatinya..

Pulang sampai rumah jam 5 petang,, ternyata isterinya telah menunggunya... Sang isteri menciumnya,, “Sayang, sekali lagi mohon maaf,, kalau selama ini aku selalu menyusahkanmu...” Demikian halnya dengan anak-anaknya yang berani bermanja kembali padanya...

Tiba-tiba,, ia merasa hidup begitu indah.. Ia mengurungkan niatnya untuk bunuh diri.. Tetapi bagaimana dengan racun yang terlanjur sudah ia minum??

Bergegas ia mendatangi sang Sufi,, dan bertanya cemas mengenai racun yang telah sebelumnya ia minum kelmarin.. Sang Sufi dengan tersenyum mengatakan:
"Buang saja botol itu.. Isinya hanyalah air biasa.. Dan saya bersyukur kerana ternyata kau sudah sembuh..”

“Bila kau hidup dengan kesedaran bahawa maut dapat menjemputmu bila2 masa sahaja,, maka kau akan menikmati setiap detik kehidupan ini... Maka leburkan “belenggu egomu..”

Satu kata untukmu,, “Bersyukurlah”
Kerana itulah rahsia kehidupan yang sesungguhnya... Itulah kunci kebahagiaan,,dan jalan menuju ketenangan..”

Ambillah ibrah dari cerita di atas.. semoga kita semua termasuk dalam golongan orang2 yang senantiasa bersyukur..

Semoga bermanfaat ...
C&p